ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB. SELAMAT DATANG DI WEBSITE KELOMPOK KERJA PENYULUH KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KOTA JAKARTA SELATAN !!!

Strategi Jadi Ayah yang Sukses

15 Juni 2009

Setiap orang tua ingin memiliki anak yang baik. Hanya, sayang, terkadang sesuatu yang baik menurut orang tua, belum tentu bagi anak. Akibatnya anak hanya menjadi boneka yang selalu dikendalikan oleh orang tuanya.

Buku ini menguraikan tentang hak hak anak, aspek pendidikan yang sering dilupakan orang tua, karakteristik ayah yang sukses, karakteristik anak, dan berbagai masalah lainnya.

Hal-hal yang tak boleh diabaikan orang tua adalah, sebagai lelaki atau suami agar memilih istri yang bakal menjadi ibu yang sholehah. Ibu inilah yang bakal mendidik anak-anaknya mengisinya menyusui anaknya dan mengajari ilmu-ilmu termasuk ilmu agama.

Mengganti nama

Orang tua pun dianjurkan memberikan nama yang baik kepada anaknya, Rasulullah SAW penah mengganti nama anak Ashiyah (wanita durhaka) mengganti menjadi Jamilah (artinya cantik). Rasulullah SAW juga telah mengganti nama salah seorang istri beliau, Barrah binti Harits menjadi Maimunah (hal23).


Jadi memberi nama anak yang baik, bukannya yang jelek, misalnya Brojol, karena lahir di taksi saat ke rumah sakit, Goni, biar isinya banyak, Kuntet dan nama-nama yang jelek lainnya.


Selanjutnya di sunnahkan bagi orang tua yang mampu agar menyembelih akikah pada hari ketujuh.

Orang tua juga agar menyusui anaknya secara alami selama dua tahun, Karena sangat bermanfaat bagi pertumbuhan bayi, dan rasa hangatnya kasih sayang ibu akan lain dengan susu sapi.


Hak-hak anak lainnya adalah orang tua agar mengajarkan agama Islam kepada anakknya. Menganjurkan sholat pada umur 7 tahun dan pada umur 10 tahun tak mau sholat agar dipukul (untuk mendidik) kemudian dipisahkan ranjangnya anak laki laki dan perempuan.

Memupuk keberanian

Aspek pendidikan anak yang dilupakan orang tua adalah memupuk keberanian. Anak dilatih berani mengatakan benar. Berani perang, berjihad dijalan Allah SWT dan sebagainya. Contoh anak pemberani seperti Ali bin Abi Thalib, menggantikan tidur Rasulullah SAW saat hijrah, yang dicari cari orang kafir untuk dibunuh. Kemudian Muad bin Amr Ibnul Jamuh dan Mi’wadz bin Afra yang membunuh Abu Jahal tokoh musyrikin, saat perang Uhud. Itu semua menggambarkan anak-anak yang berani.


Bab lainnya membahas masalah ibadah, meluaskan pengetahuan dan wawasan anak melalui keluarga, melalui masjid, melalui sekolah dan sarana penunjang lainnya. Begitu pula masalah karakteristik anak agar diberikan jalan keluar sesuai dengan keinginannya , namun dibimbing dan diarahkan.


(Buku : Menjadi ayah yang sukses, karya : Adil Fathi Abdullah).


Sumber : Tabloid Jum'at, 13 Februari 2004 Resentor : Toha (Penyuluh Agama Islam Kec. Pasar Minggu)



Artikel Terkait :



0 comments

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda Disini :

 
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI WEBSITE INI, KRITIK DAN SARAN SILAHKAN TULIS DI BUKU TAMU !!!